20 Strategi Swing Trading Yang Efektif : daosmile.com

Halo para trader! Apakah kamu sedang mencari strategi trading yang efektif untuk meningkatkan keuntunganmu? Jika iya, maka kamu berada di tempat yang tepat. Dalam artikel ini, kita akan membahas 20 strategi swing trading yang telah terbukti berhasil dan sangat berguna untuk meningkatkan keuntungan trading kamu. Yuk, langsung saja simak selengkapnya di bawah ini!

1. Moving Average

Strategi pertama yang kita bahas adalah menggunakan Moving Average (MA) sebagai indikator untuk menentukan kapan buy atau sell. Menggunakan MA yang tepat dapat membantu kamu mengidentifikasi tren dan memprediksi pergerakan harga selanjutnya dengan lebih akurat.

Bagaimana Cara Menggunakan Moving Average?

Ada beberapa cara yang dapat kamu gunakan untuk menggunakan MA sebagai indikator dalam trading, antara lain:

  1. Gunakan dua MA dengan periode berbeda, misalnya 10 dan 20, dan tunggu hingga terjadi persilangan antara dua garis MA tersebut. Jika garis MA dengan periode lebih pendek (10) melintasi garis MA dengan periode lebih panjang (20) dari bawah ke atas, maka ini bisa menjadi sinyal buy. Sebaliknya, jika garis MA dengan periode lebih pendek melintasi garis MA dengan periode lebih panjang dari atas ke bawah, maka ini bisa menjadi sinyal sell.
  2. Gunakan satu MA dan tunggu hingga harga melintasinya dari bawah atau dari atas. Jika harga melintas MA dari bawah ke atas, maka ini bisa menjadi sinyal buy. Sebaliknya, jika harga melintas MA dari atas ke bawah, maka ini bisa menjadi sinyal sell.
  3. Gunakan MA sebagai support dan resistance. Jika harga mendekati atau menyentuh garis MA, maka ini bisa menjadi area support atau resistance.

Itu tadi beberapa cara yang dapat kamu gunakan untuk menggunakan Moving Average dalam trading. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan MA saja tidak cukup untuk menjadikan kamu sukses dalam trading. Selalu gunakan MA sebagai bantuan indikator, bukan sebagai satu-satunya alat analisis.

2. Support dan Resistance

Strategi selanjutnya adalah menggunakan Support dan Resistance sebagai titik masuk dan keluar dalam trading. Support adalah area harga di mana permintaan cukup besar untuk mencegah harga turun lebih jauh, sedangkan Resistance adalah area harga di mana penawaran cukup besar untuk mencegah harga naik lebih tinggi.

Bagaimana Cara Menggunakan Support dan Resistance?

Ada beberapa cara yang dapat kamu gunakan untuk menggunakan Support dan Resistance dalam trading, antara lain:

  1. Identifikasi level Support dan Resistance dari chart harian dan gunakan informasi tersebut untuk trading pada chart yang lebih pendek. Misalnya, jika kamu ingin trading pada chart 4 jam, maka identifikasi level Support dan Resistance pada chart harian dan gunakan informasi tersebut untuk menentukan titik masuk dan keluar.
  2. Gunakan level Support dan Resistance sebagai target profit dan stop loss. Jika kamu memasuki posisi buy pada level Support, maka set target profit pada level Resistance. Sebaliknya, jika kamu memasuki posisi sell pada level Resistance, maka set target profit pada level Support. Untuk stop loss, kamu dapat menempatkannya di atas level Resistance atau di bawah level Support.
  3. Gunakan level Support dan Resistance sebagai konfirmasi untuk masuk atau keluar dari posisi trading. Misalnya, jika harga mendekati level Resistance dan kemudian berbalik turun, ini bisa menjadi sinyal sell. Sebaliknya, jika harga mendekati level Support dan kemudian berbalik naik, ini bisa menjadi sinyal buy.

Tidak ada cara yang benar-benar tepat dalam menggunakan Support dan Resistance dalam trading. Namun, penting untuk selalu mengamati dan memahami perilaku harga pada level-level tersebut untuk memaksimalkan potensi keuntunganmu.

Strategi Kelebihan Kekurangan
Moving Average Memudahkan identifikasi tren Tidak selalu akurat
Support dan Resistance Mudah diidentifikasi pada chart Tidak selalu bertahan lama

3. RSI (Relative Strength Index)

Strategi selanjutnya adalah menggunakan Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator untuk menentukan kapan buy atau sell. RSI mengukur kekuatan suatu aset dan dapat membantu kamu mengidentifikasi apakah suatu aset oversold atau overbought.

Bagaimana Cara Menggunakan RSI?

Ada beberapa cara yang dapat kamu gunakan untuk menggunakan RSI sebagai indikator dalam trading, antara lain:

  1. Gunakan RSI untuk mengidentifikasi kondisi oversold dan overbought. Jika RSI berada di bawah 30, maka ini bisa menjadi sinyal oversold dan kamu bisa mempertimbangkan untuk memasuki posisi buy. Sebaliknya, jika RSI berada di atas 70, maka ini bisa menjadi sinyal overbought dan kamu bisa mempertimbangkan untuk memasuki posisi sell.
  2. Gunakan selain level 30 dan 70 sebagai titik masuk dan keluar. Misalnya, kamu bisa menggunakan level 50 sebagai level breakout. Jika RSI naik di atas 50, maka ini bisa menjadi sinyal buy. Sebaliknya, jika RSI turun di bawah 50, maka ini bisa menjadi sinyal sell.
  3. Gunakan RSI sebagai konfirmasi untuk sinyal buy atau sell dari indikator lain. Misalnya, jika kamu melihat sinyal buy dari MA atau level Support, kamu bisa meminta konfirmasi dari RSI untuk memastikan apakah aset tersebut oversold atau tidak.

Itu tadi beberapa cara yang dapat kamu gunakan untuk menggunakan RSI dalam trading. Namun, seperti halnya dengan MA dan Support dan Resistance, penggunaan RSI saja tidak cukup untuk menjadikan kamu sukses dalam trading. Selalu gunakan RSI sebagai bantuan indikator, bukan sebagai satu-satunya alat analisis.

4. Candlestick Patterns

Strategi selanjutnya adalah menggunakan pola candlestick sebagai indikator dalam trading. Pola candlestick dapat memberikan informasi tentang sentimen pasar dan dapat membantu kamu mengidentifikasi apakah harga akan naik atau turun.

Apa Saja Pola Candlestick Yang Harus Kamu Ketahui?

Berikut ini beberapa pola candlestick yang sering muncul dan dapat kamu manfaatkan sebagai indikator dalam trading:

  1. Doji: Pola ini muncul ketika harga pembukaan dan penutupan sama atau hampir sama. Ini bisa menjadi sinyal bahwa pasar sedang ragu-ragu.
  2. Hammer dan Hanging Man: Pola ini muncul ketika harga tertinggi dan terendah mendekati atau sama dengan harga pembukaan dan penutupan. Jika pola ini muncul setelah tren turun, ini bisa menjadi sinyal pembalikan harga (bullish). Sebaliknya, jika pola ini muncul setelah tren naik, ini bisa menjadi sinyal pembalikan harga (bearish).
  3. Shooting Star dan Inverted Hammer: Pola ini muncul ketika harga tertinggi dan terendah mendekati atau sama dengan harga pembukaan dan penutupan, namun dengan perbedaan yang cukup signifikan. Jika pola ini muncul setelah tren turun, ini bisa menjadi sinyal pembalikan harga (bullish). Sebaliknya, jika pola ini muncul setelah tren naik, ini bisa menjadi sinyal pembalikan harga (bearish).
  4. Bullish dan Bearish Engulfing: Pola ini muncul ketika candlestick berikutnya sepenuhnya menutupi candlestick sebelumnya. Jika pola bullish engulfing muncul setelah tren turun, ini bisa menjadi sinyal pembalikan harga. Sebaliknya, jika pola bearish engulfing muncul setelah tren naik, ini bisa menjadi sinyal pembalikan harga.

Itu tadi beberapa pola candlestick yang sering muncul dan dapat kamu manfaatkan sebagai indikator dalam trading. Namun, penting untuk diingat bahwa penggunaan pola candlestick saja tidak cukup untuk menjadikan kamu sukses dalam trading. Selalu gunakan pola candlestick sebagai bantuan indikator, bukan sebagai satu-satunya alat analisis.

5. Bollinger Bands

Strategi terakhir yang akan kita bahas adalah menggunakan Bollinger Bands sebagai indikator dalam trading. Bollinger Bands terdiri dari tiga garis yang mengelilingi harga aset dan dapat membantu kamu mengidentifikasi volatilitas dan arah pergerakan harga.

Bagaimana Cara Menggunakan Bollinger Bands?

Ada beberapa cara yang dapat kamu gunakan untuk menggunakan Bollinger Bands sebagai indikator dalam trading, antara lain:

  1. Gunakan Bollinger Bands sebagai support dan resistance. Jika harga mendekati garis atas Bollinger Bands, ini bisa menjadi area resistance. Sebaliknya, jika harga mendekati garis bawah Bollinger Bands, ini bisa menjadi area support.
  2. Gunakan Bollinger Bands untuk mengidentifikasi kondisi oversold dan overbought. Jika harga mendekati garis atas Bollinger Bands dan kemudian berbalik turun, ini bisa menjadi sinyal sell. Sebaliknya, jika harga mendekati garis bawah Bollinger Bands dan kemudian berbalik naik, ini bisa menjadi sinyal buy.
  3. Gunakan Bollinger Bands sebagai konfirmasi untuk sinyal buy atau sell dari indikator lain. Misalnya, jika kamu melihat sinyal buy dari MA atau pola candlestick, kamu bisa meminta konfirmasi dari Bollinger Bands untuk memastikan apakah aset tersebut overbought atau tidak.

Itu tadi beberapa cara yang dapat kamu gunakan untuk menggunakan Bollinger Bands sebagai indikator dalam trading. Namun, seperti halnya dengan strategi lainnya, penggunaan Bollinger Bands saja tidak cukup untuk menjadikan kamu sukses dalam trading. Selalu gunakan Bollinger Bands sebagai bantuan indikator, bukan sebagai satu-satunya alat analisis.

FAQ

1. Apakah Swing Trading Itu?

Swing trading adalah strategi trading jangka menengah yang bertujuan memanfaatkan pergerakan harga dari suatu aset dalam periode waktu yang singkat, biasanya beberapa hari hingga beberapa minggu.

2. Apa Bedanya Swing Trading Dengan Day Trading?

Swing trading berfokus pada pergerakan harga dalam periode waktu yang lebih panjang, sedangkan day trading berfokus pada pergerakan harga dalam periode waktu yang sangat pendek, biasanya kurang dari sehari.

3. Apa Yang Harus Dipersiapkan Sebelum Memulai Swing Trading?

Sebelum memulai swing trading, kamu harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang pasar dan investasi, serta memahami risiko yang terkait dengan trading. Selain itu, kamu juga harus memiliki modal yang cukup untuk memulai trading dan menentukan strategi yang tepat untuk digunakan dalam trading.

4. Apa Yang Harus Dilakukan Jika Mengalami Kerugian Dalam Swing Trading?

Jika mengalami kerugian dalam swing trading, sebaiknya kamu tidak panik dan terus berusaha mengejar kerugian tersebut. Alihkan perhatianmu pada strategi trading yang lebih baik dan jangan lupa selalu disiplin dalam mengikuti rencana trading yang sudah dibuat.

5. Apakah Swing Trading Cocok Untuk Semua Orang?

Tidak semua orang cocok dengan swing trading. Swing trading membutuhkan kesabaran, disiplin, dan ketekunan untuk mengamati pergerakan harga dalam periode waktu yang cukup lama. Jika kamu tidak memiliki karakteristik yang sesuai dengan swing trading, mungkin lebih baik memilih strategi trading yang lain.

Sumber :

Sumber : https://www.teknohits.com